24 Heures du Mans. Sebuah nama yang menggetarkan batin para penggemar otomotif & kecepatan. Kompetisi ketahanan mobil prototip & GT ini bisa dibilang puncak dari seluruh kompetisi balap di aspal. Durabilitas pembalap & mobil, teknologi, strategi, serta keberuntungan sangatlah menentukan akhir balapan, dan Pedal2theMetal akui, Le Mans jauh lebih menarik dibanding Formula 1…
“We believe if it isn’t worth driving, it isn’t worth building. We build Mazdas.”
Sejak dimulai dari tahun 1923 dan 23 pabrikan yang berhasil menjuarainya, terhitung hanya 1 pabrikan dari Jepang yang berhasil menjuarainya : Mazda. Padahal, banyak pabrikan Jepang lainnya yang terhitung lebih besar, misalnya Toyota & Nissan, namun tidak dapat mencapai hasil akhir yang sama. Alasannya?
Mungkin alasan yang pertama adalah sejarah & pengalaman. Meskipun dianggap underdog, nama Mazda tidaklah asing dengan balapan ketahanan dunia. Pada tahun 1974, SIGMA Automotive bersama Mazda Tokyo menurunkan MC74 yang meskipun potensial, namun menderita masalah-masalah sehingga tidak finish…
Tapi meski jarang mendapatkan podium, bahkan sering DNF / Do Not Finish, Mazda tidak pernah berhenti akan niatnya menjuarai Le Mans. Untuk itulah, Mazda mencoba mencari pengalaman lain namun berguna untuk kebutuhan riset, salah satunya dengan menurunkan kreasi mereka di kejuaraan ketahanan yang tidak kalah bergengsi, IMSA.
Hasilnya terhitung sukses. Sebagai bukti, pada tahun 1983, Mazda 717C menjuarai kelas Grup.C Junior tanpa masalah berarti, dan dengan Mazda RX-7 Prototype, Mazda menjadi pabrikan pertama yang berhasil menggeser Porsche sebagai pabrikan yang berhasil menjuarai IMSA 5x berturut-turut!
Yeah, alasan kedua mengapa Mazda bisa menjuarai Le Mans, adalah konsistensi & terus ber-evolusi. Seluruh ilmu & pengalaman Mazda dalam arena balap, dijadikan senjata untuk membangun “Perfect Car“. Tidak hanya konsistensi mengikuti balapnya, Mazda juga tetap konsisten memakai mesin misterius bernama Wankel-Rotary, dan tidak menggantinya dengan pilihan yang lebih rasional seperti Piston misalnya…
Salah satu hasilnya adalah 767. Meskipun hanya finish pada posisi 17 & 19, bahkan kalah dari pendahulunya, 757, Mazda berhasil mereguk kemenangan lain bersama mobil yang akan ber-evolusi menjadi 767B dalam arena All Japan Sports Prototype Championship & 24 Hours Daytona. 767B yang selanjutnya mencatatkan posisi 7 & 9 di Le Mans pada tahun 1989, menjadi basis untuk prototip monster Wankel-Rotary terhebat sepanjang sejarah, 787B.
Didesain oleh Nigel Stroud, yang sebelumnya membuktikan kemampuannya dalam merancang Mazda 757, 787B dibuat bukan sebagai mobil baru, melainkan versi sempurna dari 767B. Banyak persamaan yang ditemukan jika membandingkan kedua-duanya, namun yang paling kentara adalah livery mencolok dari mitra lama Mazda, perusahaan garmen Jepang, Renown. Livery legendaris yang sering dipakai para fans Mazda dalam kendaraan mereka, misalnya RX-8 milik Tony Angelo.
Dimulai dari konstruksinya. Dibangun dengan konsep monokok berbahan karbon kevlar yang dibuat oleh Advanced Composite Technology dari Inggris, Nigel melakukan modifikasi demi meningkatkan efisiensi, seperti memindahkan radiator dari yang sebelumnya berada dibelakang kokpit, menjadi berada didepan. Gurney Flap juga dipakai agar desain body menjadi lebih aerodinamis.
Berkat modifikasi-modifikasi itulah, Mazda menjadi yakin untuk memasang mesin Rotary yang lebih dahsyat. Menggantikan mesin Quad-Rotor 13J, Mazda membangun sebuah mahakarya dari dunia otomotif abad ke-20 : R26B Quad-Rotor.
Apa hebatnya mesin berkapasitas total 2622cc ini, dibandingkan dengan mesin berbasis Formula 1 SA35-A2 milik Peugeot misalnya? Well, 26B memiliki kelebihan dalam efisiensi, kurva tenaga serta ketahanan mesinnya yang luar biasa. Teknologi-teknologi baru juga diterapkan dalam mesin dengan gearbox 5-percepatan dari Porsche ini, seperti penggunaan 3-busi untuk setiap rotor.
Dengan tenaga fantastis, 900hp@9000rpm (namun direstriksi demi durabilitas balap), mesin ini tentu pas untuk kebutuhan balap ketahanan. Sayangnya, ada harga yang harus dibayar : Suara mesin paling memekakan yang dibuat oleh umat manusia, dan siap menghancurkan gendang telinga. Ada kisah sedih dari mesin ini, yang nanti akan dipaparkan oleh Pedal2theMetal pada bagian ke-2…
Mazda juga tidak main-main dalam memilih pembalapnya. Tiga pembalap muda Formula 1 dari beragam negara digunakan jasanya untuk mengemudikan mobil dengan nomor #55 diatas. Kombinasi dipilih karena mereka sudah terbiasa akan kebuasan mesin Rotary, yang mereka rasakan bersama 767B, terutama Volker Weidler yang sudah bersama Mazda sejak tahun 1989.
Turun di kategori dua dengan saingan-saingan berat seperti Winner-Breed Jaguar XJR-12, Mercedes-Benz C11 dengan list pembalap bertalenta seperti Michael Schumacher, sampai legenda La Sarthe, Porsche 962C. Gentarkah Mazda? Tidak sama sekali. Mengapa?
Itu karena mereka yakin akan kemampuan mereka sendiri untuk mencapai hasil terbaik. Beragam pihak dari berbagai negara yang terlibat, semuanya merasakan semangat yang berkobar-kobar dari raungan mesin Rotary, demi mewujudkan mimpi yang sudah ada sejak Felix Wankel membuat prototip mesin pertamanya : “To the top of the world!”
Bagaimana kelanjutan kisah heroik nan epik ini? Tunggu di Part.2 ya, tentu saja di blog Pedal2theMetal! Stay Tune!
Sumber :
met siang mas Reihan,
akhirnya datang juga dongeng2 ajaib tentang dunia otomotif
…….
thanks
Hehehe….Yah, Dongengnya setidaknya menyimpan pesan, kalau tidak ada yang tidak mungkin, asal berusaha keras & tetap semangat, sekalipun kemungkinannya hanya 1% 🙂
jujur mas, pengetahuan mas Reihan gileee benerrrr
takjub banget saya
luar biasa luas ilmunya…
bener looo
seneng saya bacanya dan dapat transfer ilmu meski cuman sebagai pembaca bukan pemilik teknologi2 tersebut ….
Hehehehe….Yah, saya hanya memaparkan apa yang saya ketahui dari literatur sajah..Malah saya lihat, pembaca Pedal2theMetal malah lebih mengerti…Saya hanya storyteller yang teler saja
Makasih yah Mas Murry akan pujiannya…Semoga saya lebih rajin nulis & meningkatkan mutu tulisan saya, misalnya dibumbui sambal atau bawang Bombay agar lebih menarik 😆
om rey kok cerita takahashi ga dilanjut? Penasaran sama si FD om (mazda ya bukan shogun hahaha)
Haha, tunggu saja…Lagi ribet nulisnya euy 🙂
Mungkin besok baru launching, itupun kalau lancar prosesnya….
here it is the holy grail of wankel engine, tapi sayang semejak dia juara jadi ngga boleh dipake tu mesin monster.
padahal udah jadi the perfect combi , durability ,eficiency, light weight , and monster power
dan ngga ketinggalan suaranya yang merdu….. hahaha
btw kalo ngga salah 26b yang di le mans di restriksi cuman sampe 9000rpm jadi powernya turun ke 700hp , yang 900hp itu @10500rpm CMIMW
Hehe…Piston memang bukan “Mazda Way”…meskipun prestasi mereka selanjutnya tidak terlalu buruk 🙂
Kita tinggal berharap perekonomian membaik, Mazda kembali bangkit, RX-7 baru muncul, dan voila…Rotary is ready for roaring again!
kita skrg cuma bisa nunggu mesin “black magic” ini balik ke jalur produksi mazda lagi, sp tau bisa dibuat versi road legalnya XD
Hmmmm…Even Eunos Cosmo saja sulit dijual dengan 20B triple-rotor, apalagi quad? Mungkin…RENESIS Triple-Rotor saja sudah cukup, tapi dimaksimalisasi kemampuannya, misalnya dengan SKYACTIV, atau malah hybrid electric? Everything possible 🙂
Renesis triple rotor yang di furai aja udah manteb , tp lihat trennya sekarang kelihatannya 2rotor + electric motor yang paling mungkin
dan lagi desas desusnya mazda bakal ngluarin mesin rotary baru buat rx-9, moga2 aja bener
New RX haruslah twin turbocharged, super low geometry, landai + kalau bisa ada vert version.
KILLER
si jadul yang merah tuh namanya apa Rey? keren
btw:akhirnya si legend ini dibahas juga, suaranya bener2 bikin ketagihan pengen denger terus
SIGMA Automotive – Mazda Auto Tokyo (kelak akan menjadi divisi sport Mazdaspeed) MC74
Desainnya? Langsung ditengok sajah…
keren juga kok
rotary, my anti-piston 😀
di tunggu om part 2 nya……(kok berasa file bokep ya) 😀
Hahaha…. 😆
Tunggu aja nanti, dijamin menarik (semoga)
Pingback: Mazda 787B, The Supersonic Le Mans Crusher Saga Part.2 « Pedal 2 the Metal Autoblog
sorry masih goblok om, bedanya mesin rotary sama piston itu gimana ya? apa rotary itu nggak pake seker?
Well…Rotary sebenarnya memakai “piston”, namun berbentuk segitiga. Perbedaan paling mendasar antara Wankel & Piston itu simpel : “Piston” dari Wankel tidak memiliki stroke / langkah piston.
Kenapa? Itu karena mesin Wankel bergerak berputar / rotasi, bukan naik turun macam piston.
Karena itulah, rata-rata mesin Wankel memiliki bentuk kompak, dikarenakan lebih minim parts 🙂
Setahu saya begitu Mas Iban 😀
kelemahan nya apa mas?
terus dampak nya apa klo multi cylinder?kayak
single rotary,double rotary,triple rotary,quad rotary.
maksimum 4 yak?lebih dari itu gak ada ya?6 misalnya
Kelemahannya? Kayaknya suara saja sih…Banyak orang gak tahu, soalnya meski head 26B bisa dibeli dari Mazdaspeed, internalnya gak dijual umum. Satu-satunya vendor yang menjual unit “26B” Quad-rotor secara massal cuman SCOOT Sports, entah kalau tuner-tuner dari Selandia Baru, saya lihat banyaknya custom.
Six-Rotor? Nih ada yang mampu buat : http://www.hurleyrotary.com/
Cuman…Saya kurang percaya sama kinerja-nya. IMHO, setiap penambahan rotor, eccentric-shaft serta flywheel-nya harus diubah, dan itu mengurangi kehalusan pergerakan mesin. Makanya Mazda saja sampai hari ini hanya memakai 3-rotor dalam produk jalanannya 🙂
Entah 10 tahun lagi….
kelemahan nya apa mas?
terus dampak nya apa klo multi rotor kayak double rotor, triple rotor, quad rotor.apa rpm nya makin tinggi?
maksimum 4 yak?lebih dari itu gak ada ya?6 misalnya
maap, masih newbi 🙂
setuju mas bro…. lemans lebih menarik daripada f1
dan lebih menantang
Hehehe…cuman kalo nonton mesti bawa tenda euy…
Tapi bener sih, the most memorable pilgrimage in Automotive itu Le Mans…