Chevrolet Experimental Project : Aerovette, The Premature Alchemy

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Anda tahu Alkemis/Alchemist? Istilah itu ditujukan untuk para ilmuwan masa kuno, yang meneliti serta bereksperimen secara teoritis menggunakan bahan alami & buatan, sampai memasukan pengetahuan mitologi, spiritual & agama. Lalu, apa hubungan Alkemis & tulisan Pedal2theMetal ini?

“Most of these pinup fantasies never lived to leak oil on suburban driveways, but each has an interesting story to tell.

Many established new trends in sports-car styling. Some explored technological dead-ends. Some great ideas got ash-canned when their champions lost corporate political battles or ran afoul of the cost accountants.”
Motortrend

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Alkemis, selain mencoba menciptakan beragam hal seperti obat atau objek lainnya, selalu berusaha untuk mencapai tujuan final mereka : Mewujudkan impian akan “Philosopher’s Stone” yang konon mampu mentransformasikan besi & metal menjadi emas & perak, serta “Elixir of Life” yang khasiatnya sangat menggiurkan : Awet muda & hidup abadi.

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Pedal2theMetal, saat membaca sejarah akan proyek Experimental Project 882 yang dilakukan General Motors, menjadi berpikiran kalau Chevrolet adalah seorang Alkemis juga. Namun jika Alkemis bertujuan akan 2 hal diatas, maka Chevrolet memiliki 2 tujuan lain.

Tujuan “Alkemis” Chevrolet yang merupakan kreator Corvette, Zora Arkus- Duntov, adalah membuat Corvette menjadi supercar kaliber dunia, serta menguasai “ilmu hitam” dari mesin otomotif, Wankel-Rotary. XP-822 juga dibuat untuk menandingi supercar Ford dari Italia, DeTomaso Pantera.

Untuk itulah, dilakukan perombakan akan desain & konstruksi Corvette. Chevrolet membuat 2 unit sasis XP-822, dengan desain yang berbasis dari konsep “Mako Shark“, namun oleh desainer Chevrolet, William “Bill” Mitchell, dikembangkan lagi menjadi sebuah supercar yang aerodinamis, serta memakai konfigurasi mesin MR / Mid-Engine.

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Desainer yang dipilih Duntov awalnya berasal dari Pininfarina. Hanya diberi waktu 6 bulan untuk membuat desain yang akan dipasang pada sasis Porsche 914/6 yang dimodifikasi, Pinin berhasil mewujudkan konsep Corvette “Mako Shark” menjadi lebih realistis & menglobal.

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Mesin yang dipakai adalah GMCRE2 Twin-Rotor berkapasitas total 4000cc, yang diletakan ditengah / Mid-ship. Pada tahun 1973, publik tercengang akan ide Duntov : Corvette, Pininfarina, Mid-Engine, Wankel-Rotary!? Gila! Namun…Semua Alkemis awalnya dianggap gila & pemimpi, begitu pula Duntov.

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Tapi Duntov masih belum puas…Setelah proyeknya sempat dihentikan oleh manajer GM, John DeLorean, Duntov melakukan restrukturisasi pada proyek ini, dengan nama XP-895. Bekerja-sama dengan perusahaan Reynolds Metals Company (sekarang diakuisasi oleh Alcoa), Bill Mitchell memakai desain awal XP-822, namun oleh Henry Haga dibuat lebih aerodinamis.

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Look at those lines! Duntov benar-benar berambisi membuat XP-895 sebagai “The Most Refined Corvette” dalam hal aerodinamika. Mulai dari tinggi mobil yang rendah (44″), koefisien drag yang sangat rendah pada masanya (0.325), sampai penggunaan alumunium sebagai material body. Most promising 70’s Euro-Supercar conqueror? No doubt!

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Sleek & Sexy…Desain Mitchell sebenarnya tidak terlalu orisinil, karena Maserati Bora sudah lebih awal memakai garis desain ini, terutama bagian moncongnya. Tapi ada kelebihan XP-895 dibanding Bora. Yang pertama adalah…

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
…Pintu Gullwing ala Mercedes-Benz 300SL, atau lebih tepatnya Lamborghini Marzal, yang cukup mendobrak untuk mobil dari Amerika. Lalu, desain pipihnya yang membuat kita tidak bisa menebak tepat berada dimana mesinnya, didepan atau dibelakang? Ada alasan mengapa Mitchell dapat melakukan hal itu…

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Mengapa bagian belakang XP-895 dapat dibuat pipih, sama seperti bagian depannya? Itu karena XP-895 sama seperti XP-822 sebelumnya, yaitu memakai mesin Wankel-Rotary yang kompak. Namun jika XP-822 masih memakai Twin-Rotor yang konvensional, maka XP-895 dibuat lebih hardcore : Quad-Rotor.

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Berbeda dengan XP-822 yang memakai mesin GMCRE2, XP-895 memakai 2-unit mesin RC2-206 dari Chevrolet Vega (konsep). Dengan tenaga sebesar 410hp yang disalurkan via transmisi automatik 425 Hydramatic 3-percepatan, XP-895 bukan saja siap membantai supercar Eropa, namun dapat menjadi supercar tercepat didunia pada eranya!

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Inovasi lain juga disematkan Duntov dalam kabin XP-895, yaitu pemasangan on-board computer beserta display untuk menunjukan temperatur mesin, tekanan oli, bensin & speedometer. Berkat itu pula, pengemudi XP-895 dapat mengecek waktu, tanggal, radio serta catatan waktu lap & akselerasi dengan mudah & simultan.


On-Demand Computer dalam mobil konsep pada era dimana banyak orang masih asing akan komputer? Alkemis Chevrolet benar-benar blak-blakan dalam memperlihatkan kemampuan mereka pada dunia!

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Sayang…Konsep mesin Quad-Rotor yang mengagumkan itu digantikan oleh mesin V8 350 bawaan Corvette. Cukup disesalkan memang, namun mau apalagi? Duntov, Mitchell, DeLorean & Ed Cole (pimpinan GM pada saat itu) lebih bernafsu membuat Corvette aerodinamis dibanding memakai mesin Wankel-Rotary yang angker akan konsumsi BBM-nya.

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Proyek XP-895 lalu diganti kodenya menjadi Aerovette. Banyak media menganggap Aerovette berpotensi tinggi menjadi generasi ke-7 dari Corvette. Indah & aerodinamis, yang tentu saja berpengaruh banyak pada kecepatan & konsumsi BBM. Harga yang dipatok? $15.000-$18.000. Membuat janggut Ferrari & pabrikan Eropa lainnya kebakaran jenggot!

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Meskipun potensial mengubah sejarah GM bahkan otomotif Amerika, GM rupanya terlalu lama menahan Aerovette keluar dari laboratorium. Membuat Duntov & Ed Cole keburu mengajukan pensiun pada tahun 1974, dilanjutkan Mitchell 3 tahun selanjutnya. Sebenarnya proyek ini masih bisa berlanjut, sayang, muncul pukulan telak lain…

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Pengganti Duntov, David R. McLellan, lebih memilih konfigurasi mesin Front-Mid dibanding Mid-Ship, karena lebih ekonomis & mudah dirakit, belum lagi ciri khas Corvette yang sudah melekat bagi hati publik. Akhirnya? Impian itu terkubur dalam-dalam, bagaikan ramuan Alkemis dalam Magnum Opus Tabula Smaragdina. Potensial, namun masih belum dilaksanakan karena kendala-kendala klise.

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Lalu, kemanakah 2 monster mitologi Wankel-Rotary itu? XP-822 pada tahun 1997 diselamatkan oleh Tom Falconer yang merupakan kolektor Corvette dari Inggris, dan memakai mesin 13B dari Mazda RX-7 yang bisa anda baca kisahnya disini. Sedangkan Aerovette? Diam terkulai, didalam gudang bersama ratusan kendaraan konsep & eksperimental GM…

Chevrolet Corvette Aerovette Rotary
Apakah impian Zora Arkus-Duntov punah? Ada 2 jawaban menurut Pedal2theMetal. Jika Duntov menginginkan Corvette menjadi pembantai supercar Eropa, maka keinginan itu sudah terkabul oleh C6, baik dalam sirkuit maupun jalanan. Namun jika ia ingin mengungkapkan rahasia dari Wankel-Rotary, tentu saja itu mustahil…Selain GM tidak tertarik lagi akan mesin misterius itu, satu-satunya pihak yang peduli akan hal itu, Mazda, vakum akan pengembangan Wankel-Rotary…

Sumber :

Auto.HowStuffWorks
MotorTrend Magazine

7 thoughts on “Chevrolet Experimental Project : Aerovette, The Premature Alchemy

Komentar? Feedback? Kritik? Tulis Saja Dibawah!